Terima kasih telah mengunjungi website kami di satlantasrestapku.blogspot.com, semoga bermanfaat

Diingatkan Gunakan Rompi Antipeluru, Hanya Tersenyum

Bripka Harianto Bahari yang gugur dalam penyergapan perampok di Jalan Kulim,
Senapelan, Ahad (9/11/2014).
SATLANTASPKU : Tangis haru langsung pecah ketika iring-iringan mobil dan motor bersirene memasuki Jalan Meranti Batu, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Senapelan sekitar pukul 20.00 WIB. Iring-iringan tersebut berhenti di depan rumah bercat hijau nomor 66 di ujung salah satu gang. Ratusan orang berpakaian muslim langsung berkerumun mendekatinya.

BEGITU salah satu pintu mobil dibuka, raungan sirene seakan kalah dengan tangisan dan ucapan istigfar dari orang-orang yang memang sudah menantikannya. Di antara ratusan orang malam itu, satu sosok wanita mengenakan jilbab berwarna merah muda dengan baju hitam bercorak bunga-bunga tampak paling bersedih.

Dia adalah Nuraini, istri dari Bripka Harianto Bahari anggota Unit Reskrim Polsek Senapelan yang gugur ketika melaksanakan tugas menangkap kelompok perampok di Jalan Kulim No 65 A tepatnya di toko pakaian Bomink Shop, Kelurahan Tampan. 

Saat melaksanakan tugas itu, Bripka Harianto sempat berkelahi dengan salah satu pelaku dan kemudian tertembak di bagian dada sebelah kirinya dan kemudian menghembuskan napas terakhir ketika menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.

Begitu disemayamkan di ruang tamu rumah duka, lantunan ayat-ayat suci langsung berkumandang di depan almarhum yang dibaringkan dengan ditutupi kain panjang batik berwarna coklat beralaskan kasur. Sambil terus memegangi kaki suaminya, Nuraini sesekali juga terlihat mencium suaminya dan memanggil-manggil seakan belum percaya bahwa tulang punggung keluarganya tersebut telah berpulang menghadap sang Khaliq.

Tangis Nuraini yang telah berhenti, tiba-tiba pecah lagi saat satu per satu sanak saudara mendatangi rumah duka dan memeluknya. Tidak banyak kata-kata yang keluar dari mulut Nuraini. Beberapa keluarga yang datang melayat sesekali juga tampak menenangkannya dan berusaha mengajak untuk lebih tegar. Almarhum yang merupakan lulusan SPN tahun 2000, meninggalkan istri dan sepasang anak Radit (10) dan Tata (6).

Berbeda dengan ibunya, si sulung Radit tampak lebih tegar duduk di samping jasad ayahnya. Dengan mengenakan peci berwarna hitam, Radit juga terus memandangi ibu dan ayahnya sambil memegangi buku yasin di tangan kanannya. Firasat akan kepergian sang suami juga telah dirasakan oleh Nuraini beberapa jam sebelum peristiwa yang merenggut nyama suaminya itu.

Dengan nada lirih, Nuraini mengatakan bahwa pada Ahad (9/11) siang, ia masih berkumpul dengan suami dan anak-anaknya di rumah. Namun selepas azan Zuhur, tiba-tiba handphone suaminya berdering. Suaminya diminta untuk segera bersiap-siap menangkap kelompok perampok yang sudah menjadi target pihak kepolisian beberapa waktu terakhir. 

Tidak seperti biasanya. Sebelum sang suami pergi, ia sudah merasakan gelagat yang aneh. Gelagat itu dikatakan Nuraini suaminya terlihat sering tersenyum, selain itu mata Nuraini juga sering berkedip-kedip. Namun kala itu, ia tidak terlalu mengindahkan perasaan tersebut dan hanya bisa mendoakan suaminya agar tetap mendapat keselamatan. Satu hal yang sempat membuat Nuraini bingung adalah ketika sang suami menolak untuk mengenakan rompi antipeluru.

‘’Kami semua siang itu sedang berkumpul di rumah karena anak-anak juga sedang libur. Tapi tiba-tiba ditelepon dan suami saya langsung bersiap-siap. Sebelum berangkat saya mengingatkan dia untuk memakai rompi antipeluru, tapi bukannya mengenakan, malah dia hanya tersenyum,’’ ujar Nuraini sambil terus mengusap air matanya.

Menurut salah seorang keluarga korban, Evan, jenazah almarhum akan dimakamkan di Pekanbaru, Senin (10/11) bakda Zuhur guna menunggu seluruh keluarga yang masih berada di luar kota. Evan juga menuturkan, semasa hidup korban terkenal ramah dan mudah bergaul di kalangan masyarakat.

‘’Adik-adik almarhum masih ada yang berada di luar kota, jadi hasil kesepatan jenazah akan dimakamkan di Pekanbaru bakda Zuhur. Orangtua kandung korban pun malam ini, (tadi malam, red) sudah langsung berangkat menuju Pekanbaru dari Rengat,’’ tuturnya. (sumber : riaupos)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar